SELAMAT DATANG DI SMK SABUMI BANJARBARU
Kamis, 16 Mei 2013
PROFIL
SMK SABUMI BANJARBARU
Adalah SMK yang berdiri dari tahun 1995 di Kota Banjarbaru
Kalimantan Selatan
Jurusan yamg dilayani yaitu
1. Geologi Pertambangan
Geologi Pertambangan adalah ilmu yang mempelajari menganai kandungan mineral atau bahan-bahan tambang yang kemungkinan bisa dimanfaatkan untuk keperluan industri atau keperluan lain-lain
2.Rekayasa Perangkat Lunak
Rekayasa perangkat lunak (RPL, atau dalam bahasa Inggris: Software Engineering atau SE) adalah satu bidang profesi yang mendalami cara-cara pengembangan perangkat lunak termasuk pembuatan, pemeliharaan, manajemen organisasi pengembanganan perangkat lunak dan manajemen kualitas
3.Akomodasi Perhotelan
Pengertian Akomodasi. Yang dimaksud dengan akomodasi adalah sarana untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan yang dapat dilengkapi dengan pelayanan makan dan minum serta jasa lainnya
4.Administrasi perkantoran
Administrasi perkantoran adalah serangkaian kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan perencanaan keuangan, penagihan dan pencatatan, personalia, dan distribusi barang dan logistik dalam sebuah organisasi. Seorang karyawan yang melakukan tugas ini biasanya disebut administrator kantor atau manajer kantor
5.Energi Erbarukan (Bio Massa)
Biomassa merupakan sumber energi terbarukan yang mengacu pada bahan biologis yang berasal dari organisme yang belum lama mati (dibandingkan dengan bahan bakar fosil). Sumber-sumberbiomassa yang paling umum adalah bahan bakar kayu, limbah dan alkohol.
Rabu, 15 Mei 2013
Ilmu Ukur tambang
ILMU UKUR TAMBANG
Cabang dr ilmu pertambangan dan rekayasa yang berhubungan
Dengan masalah pengukuran.
Tujuan ILMU UKUR tambang :
1. Menyajikan secara grafis
(rencana/bagian dr rencana) pekerjaan bwh tnh, btk dan kejadian gambaran
penyebaran bhn galian serta struktur yang ada dr kenampakan perm bumi.
2. Memecahkan berbagianianai
permasalahan dlm ILMU UKUR TAMBANG (eksplorasi, konstruksi,
eksploitasi).
Hal-Hal penting dlm ILMU UKUR
TAMBANG
1. Penerangan pada underground
traversing untuk pembacaan sudut vertikal/horizontal, benang silang, pita ukur
dll sangat dibutuhkan.
2. Daerah pengukuran tdk
luas/terbatas sehingga sulit dlm pemasangan instrument maupun pengukurannya.
3. Menggunakan plumbobs Dengan tali
penggantungnya pada titik station sehingga untuk penetapannya lebih sulit
drpada pengukuran permukaan.
4. Rambu tdk digunakan krn tinggi mine haulage tunnel biasanya lebih pendek
dr rambu sebagian gantinya Dengan menggunakan plumbobs.
INSTRUMENT & PERALATAN ILMU UKUR
TAMBANG
1. Instrumen Optik : theodolite
2.Dumpey level : alat untuk
menentukan elevasi di bwh tnh Dengan perbedaan ketinggian Dengan cara menarik
garis ketinggian.
3. Rambu
4. Kompas : kompas ayun, tali
5. Pita ukur/meteran:
-untuk setting stasiun ukur dan
melakukan pekerjaan Dengan teliti digunakan ukuran 200 ft x 3/8 in, skala ukur
digulung.
-untuk pengukuran dipermukaan
digunakan 300-400 ft, skala dindai setiap 5-10 ft
-untuk offset, tinggi instrumen,
height of shot digunakan 6-8 ft
6. Plumb bob
7. Lampu penerangan
Keuntungan :
-lampu baterai lebih berat dr lampu
karbit, sebaiknya memiliki ikat pinggang extra untuk tempat baterai.
-lampu baterai hrs diisi setiap hari
tetapi surveyor masih membutuhkan lampu karbit saat mereka bekerja di daerah
terpencil yang jauh dr listrik.
8. Kaca pembesar
9. Stambangtion
10. tempat peralatan yang berisi :
plumb bob, tali plumb bob extra, alat untuk menutup sambungan Dengan saluran
kompressor, tongkat pancang, kotak yang berisi pengait dan material sekrup,
paku, tali manila, kain katun tipis.
11. Peralatan kantor : penthograph,
planimeter, penggaris baja, copy flex, kalkulator, tinta warna.
METODE PENGUKURAN
Pembacaan Sudut Horizontal
1. Pembacaan Langsung
teleskop disetel di belakang sasaran
Dengan plat pada nol menggunakan penjepit bwh, kemudian teleskop dibalik ke
depan sasaran menggunakan penjepit atas sehingga sudut terbaca. Instrumen
terbagi dr 0-360 Dengan arah ke kanan diukur searah jarum jam.
2. Defleksi
teleskop di set di belakang sasaran
Dengan posisi jarum pada titik nol menggunakan penjepit bwh kemudian teleskop
dibalik ke depan sasaran menggunakan penjepit atas dan vernier akan terbaca.
Instrumen terbagi dr 0-180 pada akhir. Sudut yang terbaca mrpkn sudut
defleksi/deviasi dr titik tembak ke kiri/kanan dr salah satu titik akhir.
3. Dengan Bearing
Teleskop dibalik dan diset di
belakang sasaran Dengan piringan yang telah disetel pada benang terakhir subjek
yang terbaca pada stasiun sebelumnya menggunakan penjepit bawah, teleskop
dibalik ke sasaran tembakan menggunakan penjepit atas dan bearing subjek
tembakan terbaca pada piringan. Instrumen terbagi dlm bbrp kuadran seperti
sebuah kompas Dengan titik 0 pada U-S dan titik 90 pada T-B.
4. Dengan Azimuth
Teleskop dibalik dan diset di
belakang sasaran Dengan setting piringan pada azimuth terakhir subjek seperti
pembacaan dr station sebelumnya Dengan menggunakan penjepit bawah, teleskop
dibalikan ke sasaran tembakan menggunakan penjepit atas dan bearing subjek
tembakan terbaca dr piringan. Instrumen terbagi dr 0-360 ke arah kanan/searah
jarum jam. Sesudah mengambil FS piringan yang ada dikiri dijepit dan Dengan
menggunakan posisi seperti ini tanpa seting ulang kecuali hrs melaksanakan
pengambilan BS pada station berikutnya.
5. Dengan Repetisi
Teleskop yang berada pada posisi
normal diset ke belakang sasaran Dengan piringan pada posisi nol memakai
penjepit bawah, kemudian tanpa loncatan dibalik kedepan sasaran tembakan
menggunakan penjepit atas dan sudut terbaca dr piringan sertambang dicatat,
selanjutnya tanpa diset ulang pembacaan 2 dilakukan. Pembacaan sudut dpt
diulang pada saat pembacaan ke 2 kapan saja diinginkan. Vernier dibaca pada
akhir pengukuran dan sudut ini berbeda nomor repetisinya, dimana sudut antara
subjek sudut terakhir hrs sesuai Dengan setting pertama. Instrumen terdiri dr
0-360 ke arah kanan.
Bearing :
Suatu sudut yang diukur ke
kiri/kanan antara garis utara, selatan dengan titik tertentu
Azimuth :
Suatu sudut yang diukur dr titik
utara ke suatu titik tertentu menurut arah jarum jam.
Pembacaan Sudut Vertikal
Sudut vertikal didpt Dengan
menghubungkan jarak miring peta untuk menentukan
jarak horizontal dan vertikal antara pojok2 pada akhir pencatatan. Sudut
vertikal diukur langsung dimana sudut yang ada diatas/bwh garis horizontal
diukur hanya 1 kali.
Pengukuran Jarak
1. Dengan rangkaian/ikatan
2. Dengan pembacaan stadia
3. Dengan perekaman :
-pengukuran singkat antar pancang
-pengukuran panjang Dengan rentang2
bebas
Ploting
1. Dengan sudut dan jarak
2. Dengan cara azimuth / bearing dan
jarak
3. Dengan cara koordinat.
PENGUKURAN TAMBANG BAWAH TANAH
Tujuan:
-Mengetahui arah/kemajuan penggalian
bwh tnh
-Mengetahui volume broken ore/bat
yang tergali
-Mengetahui posisi/keddkn lub bukaan
thd permukaan topografi.
Macamnya:
-Pengukuran sudut horizontal
(double)
-Pengukuran sudut vertikal (double)
-pengukuran jarak
-pengukuran tinggi alat/instrumen
-pengukuran tinggi plumb bob yang
digantung
-pengukuran kiri dan kanan instrumen
maupun plumb bob untuk mengetahui lebar bukaan
-kolom catatan, mis : tinggi level
Data yang harus diambil:
a. Dengan kompas :
1. Surface Traversing :
-Azimuth BS, Azimuth FS, Vertical
angle (VA) FS, slope distance (SD) FS
2. Underground traversing :
-Azimuth BS, Azimuth FS, Vertcal
Angle FS, Slope Distance FS, Detil ke arah FS meliputi (jarak instrument ke
dinding sebelah kiri bukaan/L dan jarak instrumen ke dinding sebelah kanan/R
bukaan)
b. Dengan Theodolite
1. Surface traversing :
Tinggi instrumen, Skala lingk
Horizon BS, skala lingk Hor FS, Vertical angle FS, jarak optis FS (Ba, Bb, Bt)
2. Underground traversing
Tinggi Instrumen, tinggi unting FS,
skala lingk Hor BS, skala lingk hor FS, vertical angle FS, slope distance,
detil ke arah FS meliputi (jarak instrumen ke dinding sebelah kiri bukaan/L,
jarak instrumen ke dinding seb kanan bukaan/R, tinggi bukaan dr floor ke roof)
Data yang hrs dihitung :
-Azimuth awal dr base line -
Bearing FS
-Angle rght
-Horizontal distance
-Azimuth FS
-Latitude
-Departure
-Vertical distance
-Koordinat titik FS
-Grade
-Tinggi titik FS
Prosedur:
1. Pasang alat
2. Mencatat tinggi Instrumen
3. Mencatat jarak kanan kiri
instrumen
4. Mengatur instrumen termasuk
penyeimbangan nivo
5. Mulai pada 0 dan mengambil BS
Dengan gerak perlahan
6. Melepaskan penggerak atas dan
bidik FS
7. Membaca dan mencatat HA,
melepaskan penggerak bagianian bwhnya dan putar lingkaran Vertikal ke depan
operator dan baca VA
8. Mengarahkan teleskop ke BS Dengan
menggerakan penggerak bagian bawah
9. Melepaskan penggerak bagian atas
dan bidik FS
10. Membaca HA dan VA, pada sudut
data pembacaan VA untuk ke 2 kalinya tdk perlu. Jangka HA dibaca double ulangi
proses setelah posisi 0 dan tempatkan teleskop dlm posisi langsung
11.Setelah semua pengukuran reguler
lengkap, pembantu membawa ujung 0 dr pita ke patok FS dan diukur SD. Sebelum
memulai pengukuran instrument hrs ditempatkan ke arah patok FS.
12. Gerakan ke patok FS dan catat HS
Langganan:
Postingan (Atom)